Senin, 22 November 2010

Risiko Kegiatan Panjat Tebing


the First Warning SignTidak bisa dipungkiri kegiatan panjat tebing adalah kegiatan yang banyak mengandung risiko: dari rumah ke tempat pemanjatan saja sudah banyak risiko nya, waktu melakukan kegiatan apa lagi. Lantas apa dengan banyaknya risiko membuat orang tidak boleh memanjat?

Mengaburkan informasi sehingga orang menganggap suatu kegiatan tidak mengandung risiko adalah suatu tindakan yang salah. Jika orang telah beranggapan tidak ada risiko maka tidak perlu hati-hati, tidak perlu pengamanan, tidak perlu peralatan dan seterusnya.

Dengan menginformasikan adanya risiko jelas akan membuat orang untuk berhati-hati: harus belajar dulu kegiatan memanjat yang benar, harus punya alat-alat yang dapat diandalkan, harus punya fisik yang prima, dan harus punya rekan memanjat yang kompeten. Perlu diingat bahwa tujuan dari kegiatan memanjat adalah mencapai kepuasan pribadi yang tidak didapat dari kegiatan lain, tapi kegiatan itu harus dicapai dengan selamat dan bisa kembali mengulang kegiatan itu atau kegiatan lain sesudahnya.

source : http://fpti.seacf.org/


FPTI bersama stakeholder lainnya dalam kegiatan wisata panjat tebing telah mengadakan pra-konvensi penyusunan SKKNI Pemandu Wisata Panjat Tebing di Jakarta pada tanggal 15 Nop 2010. Kegiatan dapat terselenggara difasilitasi oleh Direktorat Sertifikasi, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Pada pra-konvensi dibahas rancangan standard pemanduan wisata panjat tebing yang telah disusun oleh tim teknis sejak beberapa bulan terkahir. Pembahasan pada pra-konvensi bertujuan untuk menyempurnakan materi yang telah disusun. Diharapkan pada kegiatan konvensi rancangan SKKNI tersebut dapat disetujui oleh seluruh komponen masyarakat terkait tanpa hambatan, untuk selanjutnya menjadi standard acuan kompetensi yang dapat diterima dan dapat diaplikasikan.

Dengan masuk ke dalam sektor pariwisata, kegiatan panjat tebing telah berkembang ke berbagai sektor dalam masyarakat setelah sebelumnya ada di sektor olahraga. Awalnya kegiatan panjat tebing hanya merupakan manisfestasi petualangan yang dilakukan oleh sekelompok kecil anak muda.

source : http://fpti.seacf.org/


Sejatinya sebagian besar orang Indonesia sangat biasa dengan kegiatan yang namanya memanjat, kondisi ini akibat kita sebagian besar hidup di pedesaan yang dikelilingi oleh pepohonan serta bukit-tebing-gunung.

Itulah kenapa para pemanjat tebing kita bisa punya prestasi membanggakan, padahal metode pelatihan berbasis iptek belum dikenalnya sampai hari ini. Hal yang sama pun terjadi pada dunia kerja kontruksi dimana banyak pekerjaan penukangan pada ketinggian dapat dilakukan dengan enteng tanpa rasa takut, sayangnya yang ini banyak membawa berita duka akibat ketidakkenalan pada alat pengaman kerja.

Lantas gimana hubungannya panjat tebing dengan devisa negara? Banyak kota di dunia sangat padat sehingga harga tanah menjadi sangat tinggi yang memaksa pemilik tanah utk membuat bangunan sangat tinggi dan bersisian dengan lalu-lintas jalan, hal ini dimungkinkan karena saat ini telah tersedia teknik pembangunan atau perawatan gedung pada ketinggian. Dan untuk mengimplementasikan teknik kerja pada ketinggian yang sangat berisiko itu diperlukan tenaga kerja yang trampil melakukan kerja dan mengamankan diri serta pekerjaannya.

Saat ini saudara-saudara kita yang mengais rejeki di sebrang sana masih kurang dihargai tidak seimbang dengan risiko yang dihadapi, hal ini karena kebanyakan masih mengandalkan otot tanpa ketrampilan yang diakui secara internasional. Dengan pasar kerja pada ketinggian yang sangat luas, pekerja tinggal mengambil sertifikasi sehingga mempunyai pengakuan kompetensi yang bisa dijadikan dasar untuk mendapat imbalan lebih memadai dari hanya sebagai tukang.

Peluang ini juga dapat dimanfaatkan oleh para penggiat kegiatan panjat tebing prestasi, yang tentunya mempunyai tingkat ketrampilan yang lebih baik lagi untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian yang lebih kompleks.

source : http://fpti.seacf.org/


Lembaga Akreditasi Nasional Kepelatihan Olahraga (Lankor) telah melakukan kunjungan akreditasi yang bertujuan agar kursus kepelatihan yang dilakukan FPTI dapat diakui secara nasional. Setelah kunjungan akreditasi ada beberapa hal yang secara administrasi perlu dilengkapi oleh FPTI sebelum akreditasi diberikan oleh Lankor.

Pengakuan secara nasional menjadi penting bagi para pelatih karena pengakuan ini akan berdampak pada status administrasi para pelatih bersangkutan, terlebih bagi para pengguna tenaga pelatih (seperti sekolah, klub, pemerintah) akan mempunyai jaminan kualitas atas semua usaha yang dikeluarkan.

Setelah akreditasi diperoleh semua tenaga pelatih wajib menjaga kualitas kepelatihan untuk itu para pelatih akan mempunyai kewajiban untuk dimonitor oleh FPTI yang tentunya diharapkan dapat menjaga konsistensi prestasi panjat tebing Indonesia, suatu hal yang sangat sulit dicapai saat ini.


source : http://fpti.seacf.org/


Sudah hampir setahun FPTI bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan menyiapkan standard kompetensi untuk pemandu wisata panjat tebing.

Standard kompetensi akan berisi kompetensi umum, inti, dan khusus yang wajib dimiliki oleh pemandu wisata yang nanti akan menjadi pemandu wisata panjat tebing. Kompetensi tersebut diperlukan mengingat potensi wisata panjat tebing di Indonesia sangatlah besar yang jika para pemandu tidak dibekali dengan standar kompetensi yang mencukupi bukan tidak mungkin maka pemanduan wisata panjat tebing akan dikuasai oleh pemandu-pemandu dari negri tetangga.

Saat ini standard dimaksud sudah memasuki tahap akhir, diharapkan awal nopember standard sudah dapat masuk ke tahap pra-konvensi dan pada akhir tahun diharapkan dapat dilakukan konvensi, sehingga pada awal tahun 2011 standard telah dapat disyahkan oleh Kementrian Pariwisata dan Kementrian Tenaga Kerja.

Setelah standard kompetensi terbentuk, diharapkan pada tengah tahun 2011 sudah dapat dimulai sertifikasi calon pemandu wisata panjat tebing, yang pada gilirannya akan memacu industri wisata petualangan di tanah air yang sebetulnya mempunyai potensi wisata petualangan sangat fantastis.

source : http://fpti.seacf.org/


Saya yakin berhasil mencapai puncak gunung
Kilimanjaro dan Elbrus “ ujar sabardengan penuh keyakinan, di sela sela
persiapan pendakian Tuna DaksaIndonesia.INDONESIA DISABLED EXPEDITION.
HELP for HEROES..SUPPORT FOR OUR WANDER

Indonesian 7 Vertical Walls Festival

undangan keikutsertaan sebagai relawan Indonesian 7 Vertical Walls Festival.






http://indonesian7verticalwallsfestival.com/