Senin, 22 November 2010

Keahlian Panjat Tebing sebagai Penghasil Devisa


Sejatinya sebagian besar orang Indonesia sangat biasa dengan kegiatan yang namanya memanjat, kondisi ini akibat kita sebagian besar hidup di pedesaan yang dikelilingi oleh pepohonan serta bukit-tebing-gunung.

Itulah kenapa para pemanjat tebing kita bisa punya prestasi membanggakan, padahal metode pelatihan berbasis iptek belum dikenalnya sampai hari ini. Hal yang sama pun terjadi pada dunia kerja kontruksi dimana banyak pekerjaan penukangan pada ketinggian dapat dilakukan dengan enteng tanpa rasa takut, sayangnya yang ini banyak membawa berita duka akibat ketidakkenalan pada alat pengaman kerja.

Lantas gimana hubungannya panjat tebing dengan devisa negara? Banyak kota di dunia sangat padat sehingga harga tanah menjadi sangat tinggi yang memaksa pemilik tanah utk membuat bangunan sangat tinggi dan bersisian dengan lalu-lintas jalan, hal ini dimungkinkan karena saat ini telah tersedia teknik pembangunan atau perawatan gedung pada ketinggian. Dan untuk mengimplementasikan teknik kerja pada ketinggian yang sangat berisiko itu diperlukan tenaga kerja yang trampil melakukan kerja dan mengamankan diri serta pekerjaannya.

Saat ini saudara-saudara kita yang mengais rejeki di sebrang sana masih kurang dihargai tidak seimbang dengan risiko yang dihadapi, hal ini karena kebanyakan masih mengandalkan otot tanpa ketrampilan yang diakui secara internasional. Dengan pasar kerja pada ketinggian yang sangat luas, pekerja tinggal mengambil sertifikasi sehingga mempunyai pengakuan kompetensi yang bisa dijadikan dasar untuk mendapat imbalan lebih memadai dari hanya sebagai tukang.

Peluang ini juga dapat dimanfaatkan oleh para penggiat kegiatan panjat tebing prestasi, yang tentunya mempunyai tingkat ketrampilan yang lebih baik lagi untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian yang lebih kompleks.

source : http://fpti.seacf.org/

0 komentar: